Rabu, 10 Agustus 2016

Prinsip Penjaminan Mutu

Prinsip Penjaminan Mutu

Management kualitas Proyek
Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model atau teknik yang telah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja proses dari management proyek, antara lain : Continuous Quality Model dan Process Quality Management Model. (Wijaya99, 2008)

Bentuk Tanggung Jawab Sebuah Tim
Terkadang untuk mencapai sebuah kesukesan diperlukan kerja sama dan kerja keras yang didukung oleh beberapa orang. Dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan, seorang manajer tidak bisa sendiri dalam mencapai kesuksesan. Seorang manajer harus dibantu oleh anggota-anggota yang kreatif dan inovatif sehingga dapat memberikan ide dan gagasan yang cemerlang. 

Manajer sebagai pemegang kekuasaan harus dapat mengidentifikasikan psikologi para anggotanya, sehingga anggota merasa diperhatikan dan dengan perhatian tersebut anggota akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.

Kerja sama dalam sebuah organisasi atau apapun bentuknya sangat menguntungkan dan banyak sekali manfaatnya. Dalam kerja sama tersebut, tidak luput dari yang namanya kelompok/ tim dan baik buruknya sebuah rencana dan tugas itu dipengaruhi oleh kinerja kelompok/tim tersebut. (Bentuk Tanggung Jawab Sebuah Tim, 2015)

Manajemen pelaksana kerja proyek
Tugas dan kewajibannya, antara lain:
1.     Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah/mencoret tanpa seizin atasan langsung,
2.     Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
3.     Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,
4.     Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program harian/mingguan/bulanan yang adan serta melaporkan prestasi kerja ke kepala proyek,
5.     Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain, (henggra, 2012)


Realisasi produk

Dalam perencanaan realisasi produk, organisasi harus menetapkan yang berikut, jika sesuai:

  1. sasaran mutu dan persyaratan mutu produk,
  2. kebutuhan untuk penetapan proses dan dokumen serta ketersediaan sumber daya yang spesifik bagi produk,
  3. kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan uji yang spesifik bagi produk dan kriteria keberterimaan produk,
  4. rekaman yang diperlukan untuk menunjukkan bukti bahwa proses realisasi produk dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (NASUTION, 2010)
Analisis, pengukuran dan perbaikan
Kata produktivitas sering dibicarakan oleh banyak orang khususnya orang- orang yang dalam pekerjaannya terkait dengan proses produksi. Akan tetapi masih banyak dari mereka yang belum menyadari pentingnya produktivitas tersebut. ini terbukti masih belum banyak perusahaan yang telah benar-benar melakukan suatu pengukuran produktivitas terhadap perusahaannya. Perusahaan ingin mengetahui produktivitas kerja ditinjau dari sisi ergonomi dan lingkungan kerja serta upaya- upaya apa yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas dimasa yang akan datang. Mengacu pada permasalahan itu maka dilakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data-data dari lantai produksi, yaitu : data penggunaan material, data cacat dari departemen coating, data mesin jam coating breakdown dan tingkat absensi karyawan. Semua data tersebut diolah dan dimasukkan dalam matrik OMAX sehingga dapat diketahui tingkat pencapaian produktivitasnya. Untuk mengetahui penyebab cacat dan usaha-usaha untuk memperbaiki digunakan analisis dengan diagram Ishikawa. Dari hasil analisis diperoleh tingkat produktivitas dari masing-masing kriteria dan menunjukkan hasil yang kurang baik. Kemudian dilakukan beberapa tindakan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan ,yaitu: pembagian tugas pada operator coating, peningkatan perawatan mesin coating, perbaikan metode membuat adonan wipping dan sisstem penjemuran kayu material. Nilai produktivitas dua periode terakhir antara periode 11 dan 12 sebelum implementasi perbaikan mengalami penurunan produktivitas sangat tajam sebesar -50,80%. Setelah dilakukan perbaikan pada periode 13 mengalami peningkatan sebesar 58,73% terhadap periode 12. Pada periode 14 terjadi sedikit penurunan nilai produktivitas sebesar -7,71%. Akan tetapi pada pada periode 13 dan 14 nampak adanya peningkatan nilai produktivitas bila dibandingkan rata-rata nilai produktivitas pada 12 periode awal. (Analisis Pengukuran dan Perbaikan, 2002)

DOWNLOAD SOFT DI sini

DAFTAR PUSTAKA

Analisis Pengukuran dan Perbaikan. (2002). Retrieved from http://repository.ubaya.ac.id/19693/
Bentuk Tanggung Jawab Sebuah Tim. (2015). Retrieved 2016, from http://www.tugassekolah.com/2016/02/bentuk-tanggung-jawab-sebuah-tim.html
henggra. (2012). ORGANISASI KONTRAKTOR. Retrieved 2016, from henggra: https://henggarrisa.wordpress.com/category/manajemen/pelaksana-proyek/
NASUTION, Z. (2010). Perencanaan Realisasi Produk. Retrieved 2016, from http://zulkiflinasution.blogspot.co.id/2010/09/perencanaan-realisasi-produk.html
Wijaya99. (2008). Manajemen Kualitas (Quality Management). Retrieved from https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/29/manajemen-kualitas-quality-management/

NAMA : ALIF REFI GANY

SEKOLAH ; SMK ISLAM 01 BLITAR

0 komentar:

Posting Komentar